Call of Duty 4: Modern Warfare

































Mungkin untuk semua penggila game-game perang, Call of Duty identik dengan Perang Dunia II. Bahkan ada yang mengkui, dirinya belajar sejarah Perang Dunia II melalui game ini. Tetapi ada yang coba diubah Activision dan Invinity Ward, untuk seri keempat game first person shooting ini. Mereka membawa perang modern ke hadapan kita. 










Grant Collier salah satu pimpinan Infinity Ward, menyebutkan kalau ide mengembangkan story line Call of Duty, sudah mereka pikirkan kala membuat Call of Duty 1. “Sepertinya seru 
ya, ngebawa helikopter ke game ini. Pertanyaan yang muncul, mungkin enggak ada helikopter di Perang Dunia II?” ungkap Grant.

Keinginan untuk mengembangkan cerita Call of Duty setidaknya harus dipendam dulu. Maklum ketika Call of Duty 2 rilis, sambutan yang diterima Activision dan Infinity Ward, gila-gilaan. Dan artinya mereka harus menyiapkan Call of Duty 3, dengan konsep yang enggak jauh beda.

Infinity Ward yang memang ingin menyiapkan konsep baru untuk Call of Duty, menolak permintaan Activision untuk mengembangkan Call of Duty 3. Hasilnya Activision menggandeng Treyarch untuk mengembangkan Call of Duty 3. Dan tentu saja hasilnya jauh dari apa yang dikembangkan oleh Infinity Ward. Terlalu banyak kegagalan pada Call of Duty 3 (lihat boks).

Titik balik seperti itu akhirnya yang dipakai Infinity Ward untuk mengubah tampang Call of Duty 4. Yang ada di dalam benak Grant Collier dan yang lainnya, daripada gagal lagi dengan jalan cerita Perang Dunia II, sekalian saja membawa “perangnya” ke masa sekarang.

Alhasil semua mimpi yang pernah kru Infinity Ward bayangkan, bisa diwujudkan. Belum lagi, story line yang mengangkat tema perang modern, pas dengan kondisi dunia yang sedang melakukan “perang global terhadap terorisme”. Makanya untuk sekuel yang keempat, ada embel-embel kecil di belakangnya. Call of Duty 4: Modern Warfare.

Perang Kota

Perang modern identik dengan perang kota. Sebuah perang yang bisa dibilang paling ditakuti tentara dari kesatuan manapun. Maklum ketika berperang di sebuah kota, kita akan dihadapi dengan bangunan tinggi, dan area perang yang begitu luas. Banyak sudut yang sukar ditembus. Musuh bisa keluar dari mana saja, dan menghilang bagaikan hantu.

Kejadian seperti ini yang ditemui Ranger dan Delta Forces Amrik di Somalia. Dalam film Black Hawk Down, ketakutan para pasukan khusus itu jelas terlihat. Makanya mereka ogah banget kala harus berperang di dalam kota. Dan ini kembali terulang di Irak. Perang kota menjadi sebuah momok yang menakutkan untuk para prajurit negeri Paman Sam.

Hal seperti ini diadopsi Infinity Ward, untuk Call of Duty 4. Meskipun enggak menaruh nama Irak atau Afghanistan, tetapi pemandangan ala Timur Tengah, atau kota-kota mati di Eropa Timur menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Beberapa kelebihan yang kalian temukan di Call of Duty 2, masih bisa ditemukan di seri keempatnya. Seperti enggak ada lagi aksi ala John Rambo, yang ngebabat musuh sendirian. Kita digambarkan akan bergerak sebagai tim, dengan misi tertentu. Kalaupun harus melakukan misi sendirian, tentunya bukanlah misi bunuh diri. Melainkan misi pengintaian, yang mengharuskan kita bergerak perlahan-lahan.

(Source : http://www.hotgame-online.com/artikel/1/edisi199/Hot-Story1.asp)