Twitter Jadi Incaran Hacker

Jejaring sosial mikroblog Twitter baru-baru ini menjadi sasaran dari serangan phising, sehingga mengakibatkan Twitter turun tangan mengamankan password beberapa akun penggunanya.

Dalam keterangan terbaru di blog resmi Twitter, Del Harvey, Director of Trust and Safety Twitter, mengatakan bahwa mereka menemukan adanya serangan itu setelah terjadi lonjakan follower secara tiba-tiba pada beberapa akun Twitter, dalam lima waktu hari.

Setelah ditelusuri, ternyata serangan itu mengincar anggota Twitter yang mengikuti sebuah situs bagi pakai file (situs torrent). “Ini pertama kalinya sebuah serangan datang dari vektor ini.” ujar Harvey dalam blog tersebut.
Menurut penelusuran Harvey, serangan ini dilakukan oleh seseorang yang memang dengan sengaja membuat sebuah situs dan forum torrent untuk tujuan jahat. Orang ini sengaja menunggu agar forum dan situs bagi pakai file buatannya menjadi populer dan menggunakannya untuk mendapatkan data-data orang yang mendaftar situs ini.

Kemudian, ia menjual situs dan forum itu kepada pihak lain yang ingin meneruskan situs tadi, dengan beberapa lubang exploit yang tidak diketahui oleh investor baru. Oleh karenanya, walaupun telah dimiliki oleh pihak lain, orang tersebut mampu mengakses seluruh informasi anggota situs torrent tersebut.
Berbekal database anggota situs torrent yang ia miliki, cracker (hacker jahat) itu kemudian mencoba merasuk ke akun-akun Twitter. Beberapa anggota yang  menggunakan nama ID dan password yang sama, akun Twitternya berhasil dijebol dan dimanfaatkan.

Hal ini membuat pihak Twitter me-reset password tweeps (pengguna Twitter) yang akunnya telah dimanfaatkan, dan meminta pemilik aslinya segera merubah password mereka.

“Orang-orang terus saja memakai alamat email dan password yang sama di berbagai situs yang berbeda,” kata Harvey. “Kami sangat menganjurkan agar Anda menggunakan password yang berbeda-beda pada setiap layanan yang Anda daftar,” kata Harvey.

Kini, pamor jejaring sosial memang sedang tinggi-tingginya. Namun hal itu juga diiringi dengan meningkatnya ancaman keamanan yang mengincar para penggunanya.

Baru-baru ini, firma keamanan TI Sophos juga menurunkan laporan tahunannya yang mengungkapkan adanya peningkatan spam dan serangan melalui jejaring sosial hingga 70 persen, pada tahun 2009. Di laporan tersebut, Facebook dicap sebagai jejaring sosial yang paling beresiko, karena paling ‘menarik perhatian’ para kriminil cyber.

(teknologinnet.com)